Dilihat
dari pertumbuhan GDP, nilai tukar rupiah, angka inflasi dan sejumlah indikator lainnya,
kondisi perekonomian Indonesia memang tidak sedang dalam kondisi
menggembirakan. Tetapi, kondisi ini tidak mengecilkan langkah Toyota Astra
Motor untuk terus menjadi pangsa terbesar industri otomotif di Indonesia di
tengah persaingan juga yang semakin ketat.
Persaingan
industri otomotif menjadi semakin ketat dimulai sejak akhir 2010 di mana
sejumlah pemain memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Menurut
Rahmat Samulo, Direktur Marketing Toyota Astra Motor, kenaikan kapasitas
produksi yang dilakukan sejumlah pemain di industri otomotif telah melalui
proses yang cukup panjang. Menurutnya, latar belakang penambahan kapasitas
produksi tersebut adalah karena potensinya yang masih besar. Tidak hanya rasio
kepemilikan mobil di Indonesia yang masih rendah, tetapi juga karena melihat
jumlah penduduk, jumlah kelas menengah dan generasi muda.
Kenaikan
produksi di luar Toyota yang semula 710 ribu, kini menjadi di atas 1 juta,
sedangkan produksi Toyota naik dari 175 ribu menjadi 240 ribu. Belum lagi ditambah
jumlah impor, sehingga kapasitas terpasang jumlahnya mencapai 1,3 juta.
Padahal, pasar otomotif di Indonesia jumlahnya 1,2 juta.
Di
samping bertambahnya kapasitas produksi, munculnya berbagai model yang
dikeluarkan oleh para pemain industri otomotif baik dari kategori MPV Low,
Compact Entry, SUV Medium, Compact Med, Compact Low menambah semaraknya
industri ini. Supply yang lebih besar serta variatifnya model yang ditawarkan
memberikan keuntungan pada konsumen.
Guna menghadapi persaingan ke depan, setidaknya tahun 2014
mendatang, Toyota berencana mempertahankan pangsa pasarnya minimum 36% dengan
sejumlah strategi. Strategi tersebut diantaranya dengan memperkuat produknya,
memperkuat jaringan dan ekspansi, serta menyediakan pengalaman kepemilikan yang
terbaik. Strategi penguatan produk yang akan dilakukan Toyota menurut Rahmat
Samulo, diantaranya dengan menyediakan produk baru ataupun memperbaharui produk
yang sudah ada. “Kalau ada segmen yang dibutuhkan, Toyota akan masuk. Toyota
juga aktif memperbaharui model, baik kecil-kecilan seperti facelit maupun full change,”
paparnya.
Strategi
ekspansi yang akan dilakukan Toyota merupakan upaya Toyota agar semakin dekat
dengan konsumennya. Tahun 2014 mendatang, Toyota berencana menambah jumlah
outletnya yang kini 256. Menurut rencana, tahun 2014 mendatang, outlet Toyota
akan bertambah 14 outlet dengan investasi sekitar 25-30 milyar per outlet.
Pelayanan
pun menjadi strategi yang akan dipertahankan Toyota agar mampu terus bersaing.
Dengan program Best Ownership Experience, yang dimilikinya, Toyota akan
melayani para konsumen dimulai dari saat pemilihan kendaraan sampai pasca
penjualan. “Saya yakin, dengan after sales service, pelanggan akan loyal dan
kembali membeli lagi,” tutup Rahmat. (EVA)
Pembahasan Studi Kasus
Outlet-outlet yang dimiliki Toyota termasuk ke dalam
pengecer layanan penuh. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengecer layanan
penuh adalah wiraniaga siap untuk membantu dalam setiap tahap proses
mencari-membandingkan-memilih. Pelanggan yang suka ditunggui memilih toko jenis
ini. Biaya karyawan yang tinggi, disertai dengan proporsi barang khusus yang
tinggi serta barang dengan pergerakan lebih lambat dan layanan yang banyak,
membuat usaha eceran ini berbiaya tinggi.
Ini sesuai dengan outlet Toyota yang menawarkan berbagai
macam layanan produk dan jasa untuk pelanggannya contohnya:
-
Bengkel
-
Showroom
-
Layanan kredit
-
Layanan asuransi
Selain itu, outlet-outlet
ini masuk ke dalam jenis pengecer ruang pamer katalog. Menurut Kotler &
Amstrong (2008) ruang pamer katalog adalah berbagai pilihan barang bermerk
dengan harga markup tinggi, dan pergerakan cepat yang dijual melalui katalog
dengan harga diskon.
Toyota juga memberikan bauran jasa, meliputi:
-
Layanan pasca
pembelian
Contohnya:
service gratis untuk pembelian mobil baru, pengiriman produk untuk konsumen
yang jauh, dll
-
Layanan tambahan
Contohnya:
pemberian kredit, garansi dan penawaran asuransi
0 comments:
Post a Comment