DISCUSSION QUESTIONS
1.
Traditionally,
human resource management practices were developed and administered by the
company’s human resource department. Line managers are now playing a major role
in developing and implementing HRM practices. Why do you think non-HR managers
are becoming more involved in developing and implementing HRM practices?
Urusan pengelolaan SDM dalam organisasi sejatinya tidak boleh hanya menjadi
tanggung jawab manajer SDM. Para manajer lini non-SDM pun memiliki tanggung
jawab dalam menjalankan fungsi SDM di departemennya masing-masing. Hal
ini sangat penting karena beberapa alasan, seperti yang
diisyaratkan oleh Larsen.
Pertama, perlunya meningkatkan efektivitas interaksi antar karyawan sehingga
memudahkan pemantauan kinerja. Kedua, mempermudah para manajer lini dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan SDM dalam departemen yang mereka
pimpin tanpa harus terlalu bergantung pada departemen SDM. Ketiga, semakin
eratnya hubungan timbal balik antara pekerjaan dan pembelajaran. Artinya
pembelajaran sering kali harus dilakukan sambil bekerja, demikian pula
sebaliknya.
2.
This
book covers four human resource management practice areas: managing the human
resource environment, acquiring and preparing human resources, and compensating
human resources. Which area do you believe contributes most to helping a
company gain a competitive advantage? Which area do you believe contributes the
least? Why?
Area yang berkontribusi paling besar dalam membantu
perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif adalah pemberian kompensasi kepada
sumber daya manusia (tenaga kerja). Pemberian kompensasi bagi karyawan sangat
penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan kerja pada perusahaannya. Hal ini
penting karena peningkatan kualitas hidup akan berkontribusi besar terhadap
peningkatan produktivitas dan kualitas kerja. Dalam area ini, sistem penggajian
yang tepat harus dikembangkan, kontribusi karyawan harus dihargain dan karyawan
harus mendapatkan benefit dari perusahaan.
3.
What
is the balanced scorecard? Identify the four perspectives included in the
balanced scorecard. How can HRM practices influence the four perspectives?
Balanced scorecard
adalah suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas-aktivitas operasional suatu
perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar
dalam hal visi dan strategi perusahaan. Adapun perspektif-perspektif
yang ada di dalam balanced scorecard dan penerapan manajemen sumber daya
manusia (MSDM) dalam mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
a. Perspektif Keuangan
BSC
memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak
ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba.
Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan
perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan
Johny Setyawan, 2000).
BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
-
Peningkatan
customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue).
-
Peningkatan
produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan cost effectiveness).
-
Peningkatan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang
digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang
tinggi.
Di
dalam Balanced Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan penting,
di mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran
finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan
dan yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya
tentang target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Kaplan dan Norton, siklus bisnis terbagi 3 tahap, yaitu: bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest), di mana setiap tahap dalam siklus tersebut mempunyai tujuan fmansial yang berbeda. Growth merupakan tahap awal dalam siklus suatu bisnis. Pada tahap ini diharapkan suatu bisnis memiliki produk baru yang dirasa sangat potensial bagi bisnis tersebut.
Untuk itu, maka pada tahap growth perlu dipertimbangkan mengenai sumber daya untuk mengembangkan produk baru dan meningkatkan layanan, membangun serta mengembangkan fasilitas yang menunjang produksi, investasi pada sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terbentuknya hubungan kerja secara menyeluruh dalam mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Secara keseluruhan tujuan fmansial pada tahap ini adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran.
Tahap selanjutnya adalah sustain (bertahan), di mana pada tahap ini timbul pertanyaan mengenai akan ditariknya investasi atau melakukan investasi kembali dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang mereka investasikan. Pada tahap ini tujuan fmansial yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan. Berikutnya suatu usaha akan mengalami suatu tahap yang dinamakan harvest (menuai), di mana suatu organisasi atau badan usaha akan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya. Tujuan finansial dari tahap ini adalah untuk untuk meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran dana.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam
perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar
dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya,
manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari
tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila
suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka
panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang
bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
Ada 2 kelompok
pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran
inti (core measurement group).
Kelompok pengukuran ini
digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan
dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar
yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima
tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan),
retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan
profitabilitas pelanggan.
2. Kelompok pengukuran
nilai pelanggan (customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang
mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki.
Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut
apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas,
retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan
atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk
menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Kelompok pengukuran nilai
pelanggan terdiri dari:
a. Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi,
harga, dan kualitas produk.
b. Hubungan dengan
pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada pelanggan, termasuk respon
dari perusahaan, waktu pengiriman, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah
membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
c. Citra dan reputasi,
yang menggambarkan faktor intangible bagi perusahaan untuk menarik pelanggan
untuk berhubungan dengan perusahaan, atau membeli produk.
3. Perspektif Proses
Bisnis Internal
Perspektif proses
bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk
memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di
segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui
financial returns (Simon, 1999).
Tiap-tiap perusahaan
mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya.
Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu:
1. Proses inovasi.
Proses inovasi adalah
bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi ada juga perusahaan
yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Di dalam proses inovasi itu
sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan
melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Bila hasil inovasi dari
perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan
mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan
pendapatan bagi perasahaan bahkan perasahaan haras mengeluarkan biaya investasi
pada proses penelitian dan pengembangan.
2. Proses operasi.
Proses operasi adalah
aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat penerimaan order dari
pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan kepada
penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses
ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja
sebagian besar organisasi.
3. Pelayanan purna jual.
Adapun pelayanan purna
jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi, penggantian untuk produk yang
rusak, dll.
4. Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini
menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan
untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu
badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk
menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur,
yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan,
pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang
besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk
memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi
dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan
teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada. Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang terkait dengan
kondisi intemal perusahaan, yaitu:
1. Kapabilitas pekerja.
Kapabilitas pekerja
adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan dengan
kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
a. Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja
merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas,
dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja
adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk
mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan
inisiatif, serta dukungan dari atasan.
b. Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah
kemampuan untuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita
mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi,
keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss
pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan
persentase turnover di perusahaan.
c. Produktivitas
pekerja.
Produktivitas pekerja
merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral,
inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk
menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang
seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2. Kapabilitas sistem
informasi.
Adapun yang menjadi
tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat ketersediaan
informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Iklim organisasi yang
mendorong timbulnya motivasi, dan pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan
pekerja yang berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas
adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
4.
Is
HRM becoming more strategic? Explain your answer.
Ya. Perubahan teknologi
yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajemen sumber
daya manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang
berkaitan dengan perekrutan pegawai, staffing ,coordinating yang dilakukan oleh
bagian personalia saja. Saat ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi
yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi
lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam
organisasi, dengan kata lain fungsi SDM
lama menjadi lebih bersifat strategik.
Oleh karenanya
manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami perubahan yang semakin
komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus mengantisipasi
perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki
bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari
manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan
fungsinya di dalam organisasi.
Ada kecenderungan untuk
mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan perhatian pada
kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi perusahaan.
Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan
strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk
memperoleh keberhasilan. Tingkat integrasi antara perencanaan strategis dengan
fungsi-fungsi SDM terwujud dalam empat macam hubungan :
-
Hubungan Administrasi
Disini manajer puncak
dan manajer fungsional yang lainnya menganggap fungsi SDM relatif tidak penting
dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan maupun aset perusahaan dalam
pengambilan keputusan bisnis.
-
Hubungan Satu Arah
Terdapat hubungan
esensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM. Fungsi SDM
merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan strategis perusahaan. Jadi
SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis tetapi tidak memiliki pengaruh,
karena meskipun sudah dianggap penting namun belum dianggap sebagai mitra
bisnis yang strategis.
-
Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan
hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan strategi
dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM berperan
dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra strategis.
-
Hubungan Integratif
Ditandai oleh hubungan
yang dinamis dan interaktif antar fungsi-fungsi SDM dan perencanaan strategis.
Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benarnya mitra bisnis strategis
dan dilibatkan dalam keputusan strategis.
5.
Explain
the implications of each of the following labor force trends for HRM: (1) aging
workforce, (2) diverse workforce, (3) skill deficiencies.
Banyak tren tenaga
kerja (labor force trends) mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Manusia dengan
cara yang berbeda. Pertama, penuaan tenaga kerja mempengaruhi MSDM, MSDM harus
lebih fokus pada rencana pensiun dan biaya tunjangan kesehatan. MSDM harus berurusan
dengan perubahan generasi dan nilai-nilai. Semakin tua seorang pekerja, MSDM
mungkin harus memberi mereka lebih sedikit jam kerja dan tanggung jawab.
Manajemen harus menemukan cara-cara baru untuk merekrut karyawan baru dan muda
.
Selanjutnya, keragaman
angkatan kerja mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam banyak cara.
Tenaga kerja di Amerika Serikat adalah contoh yang memiliki keberagaman ras dan
gender lebih besar dari sebelumnya. Ini berarti bahwa setiap orang yang
terlibat di dalamnya perlu untuk memastikan semuanya dilakukan dengan baik.
Kenaikan jabatan/promosi dilakukan untuk wanita dan semua minoritas. Manajemen
harus berkomunikasi dengan karyawan yang berasal dari beragam budaya dan
berbicara dengan bahasa yang berbeda. Lingkungan kerja juga harus dibuat nyaman
bagi pria dan wanita, hitam, putih, atau apapun ras mereka. Tidak boleh ada
ketegangan rasial atau diskriminasi.
Terakhir, kekurangan
keterampilan tenaga kerja mempengaruhi MSDM dalam perusahaan yang kini lebih mencari
keterampilan komputer dan teknologi daripada kekuatan fisik atau pekerja mesin.
Seseorang yang mampu berpikir kreatif adalah sesuatu yang manajemen juga harus cari
di calon karyawan. Sebuah pendidikan perguruan tinggi biasanya merupakan persyaratan
untuk pekerjaan saat ini. Manajemen kadang-kadang harus bekerjasama dengan
perguruan tinggi untuk mengajarkan keterampilan tertentu kepada karyawan
mereka. Manajemen ditantang untuk menemukan kualitas dan keterampilan dalam
kandidat yang kadang-kadang sulit untuk ditemukan karena perusahaan lebih
banyak menuntut keahlian-keahlian daripada yang calon karyawan tawarkan.
6.
What
role do HRM practices play in a business decision to expand internationally?
Penerapan Sumber Daya Manusia memainkan peranan yang
besar dalam ekspansi bisnis internasional. Dengan arus globalisasi yang menjadi
tren saat ini dalam bisnis di seluruh dunia, keberhasilan unit bisnis
internasional sangat bergantung pada kinerja yang efektif dari departemen Sumber
Daya Manusia (Edwards & Rees, 2006). Globalisasi atau ekspansi bisnis
internasional melibatkan integrasi dari proses organisasi, proses bisnis dan strategi
ke dalam keberagaman budaya, ide, produk dan jasa. Bisnis transnasional secara strategis
harus berurusan dengan pasar luar negeri mereka yang melibatkan pemahaman
konsep multi-kulturalisme yang dapat secara efektif ditangani oleh Manajemen
Sumber Daya Manusia. Namun yang paling penting adalah peran Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam sensitivitas budaya yang akan menentukan keberhasilan bisnis
di luar perbatasannya (Jackson , Schuler & Werner, 2012).
Perencanaan Sumber Daya Manusia sangat penting dalam
keberhasilan suatu bisnis. Perencanaan SDM adalah proses strategis peramalan
kebutuhan SDM di masa depan dari sebuah organisasi, dan memastikan bahwa
struktur yang dibentuk dapat menyelaraskan kebutuhan tersebut. Proses ini
sangat penting dalam ekspansi bisnis internasional, karena keberhasilan suatu
usaha sangat tergantung pada manajemen sumber daya ini (karyawan).
7.
What
factors should a company consider before offshoring? What are the advantages
and disadvantages of offshoring?
Terdapat 10 poin penting yang harus dipertimbangkan
perusahaan sebelum melakukan offshoring, yaitu:
a.
Pemilihan vendor.
Pemilihan
vendor untuk penyedia jasa operasi offshore harus dalam proses yang
terdokumentasi dengan baik sehingga rencana dapat ditinjau kembali untuk update
data, audit dan lain-lain.
b.
Privasi
data
Dengan meningkatnya kesadaran akan tata kelola perusahaan
(corporate governance), maka privasi/kerahasiaan data menjadi hal yang paling
pertama dan penting bagi sebuah perusahaan ketika melakukan offshoring. Perusahaan
harus melakukan pertimbangan yang kompleks ketika menyusun kontrak, mengikuti
hukum negara yang dituju untuk kerahasiaan data terhadap prosedur keamanan data
perusahaan vendor.
c.
Perputaran
karyawan
Tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak selalu berarti
organisasi tersebut tidak efisien. Namun pada level yang kronis dapat
mengindikasikan ada suatu masalah yang lebih besar pada perusahaan tersebut
jika mereka memilih untuk mengabaikannya.
d.
Resiko
spesifik pada suatu negara
Selain kendala bahasa, ada banyak perbedaan budaya, libur
pemerintah hingga penutupan usaha secara paksa oleh anggota partai politik yang
berbeda. Contoh seperti ini mungkin tidak terdengar di beberapa negara namun
menjadi cara hidup di negara lain.
e.
Masalah
keamanan.
Misalnya keamanan fisik, adakah tempat yang aman untuk scan,
mengirim dan menerima informasi dan lain-lain.
f.
SLA
(Service Level Agreement)
SLA berisi indikator-indikator untuk pengukuran kinerja.
Pengukuran ini akan didasarkan pada tipe offshoring dan rincian proses di
belakangnya.
g.
BCP
(Business Continuity Planning) untuk organisasi vendor
BCP penting untuk diperhatikan karena akan melihat seberapa
sering rencana bisnis ini diuji.
h.
Manajemen
Perubahan
Offshoring akan membawa perubahan yang besar dalam cara
karyawan menerima perusahaan yang mempekerjakan mereka. Sedikit pemahaman dan
konseling terhadap para karyawan akan membantu melalui perubahan ini.
i.
Perencanaan
keberlangsungan pengetahuan untuk organisasi klien.
j.
Auditability
Advantages of Offshoring:
a.
Biaya-biaya yang lebih murah
b.
Lebih baik dalam ketersediaan
orang-orang yang memiliki skill (keahlian)
c.
Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat
melalui bakat-bakat global
Disadvantages
of Offshoring:
a.
Iklim
politik
Iklim politik di negara lain adalah salah satu sumber dari
resiko offshore. Perubahan di aturan-aturan pemerintahan dapat meningkatkan
pengeluaran.
b.
Perbedaan
dalam budaya dan cara kerja
c.
Biaya-biaya
yang tersembunyi
Biaya-biaya yang tersembunyi seperti nilai tukar yang
fluktuatif dan biaya legal sering sulit dikalkulasikan di kemudian hari.
Perbedaan di nilai tukar mata uang mempengaruhi laba.
d.
Masalah
dalam komunikasi
e.
Menemukan
partner offshore yang baik
8.
What are some of the key
environmental variables that you see changing in the business world today? What
impact will those changes have on the HRM function in organization?
Semua organisasi harus menghadapi
perubahan lingkungan, mereka harus menyesuaikan strategi mereka dalam jangka
pendek, menengah atau panjang. Manajemen sumber daya manusia terkait dengan
perubahan lingkungan, kita dapat melihat teknologi, keuangan, aspek
keselamatan, aspek hukum dan etika. Untuk masalah hukum dan etika: jika
misalnya undang-undang baru disahkan, manajemen harus menyesuaikan sistem
dengan cepat. Untuk sanity: kesehatan dan keselamatan, manajemen harus
berkomunikasi dengan karyawan, mempublikasikan poster, melakukan pemeriksaan
keamanan. Untuk keuangan: jika krisis muncul, manajemen harus bereaksi dengan
memberhentikan atau mempekerjakan orang-orang tertentu untuk mencoba untuk
mempertahankan omset dan membuat kompensasi untuk orang-orang tersebut. Untuk
teknologi: manajemen harus mengusulkan pelatihan, departemen SDM harus mampu
berkomunikasi di internet atau menggunakan network khusus agar karyawan dapat
mengakses informasi-informasi tentang perusahaan.
9.
Why is it important for a manager to
be able to conduct a job analysis? What are the negative outcomes that would
result from not understanding the jobs of those reporting to the manager?
For HR Manager:
a.
Seleksi
b.
Penilaian
kinerja
c.
Pelatihan
dan pengembangan
d.
Evaluasi
kerja
e.
Perencanaan
karir
f.
Menyusun
kembali pekerjaan
g.
Perencanaan
sumber daya manusia
For Line
Manager:
a.
Manajer
harus memiliki informasi yang detail tentang semua pekerjaan di grup kerjanya
untuk memahami proses aliran kerja.
b.
Manajer
harus memahami persyaratan-persyaratan kerja untuk membuat keputusan
mempekerjakan seseorang atau tidak dengan baik.
c.
Karena
tanggung jawab manajer adalah memastikan setiap orang bekerja dengan baik maka
manajer harus benar-benar memahami tugas-tugas dalam setiap pekerjaan.
Negative
outcomes are:
a.
Orang yang tepat
untuk pekerjaan yang tepat tidak akan mungkin terjadi.
b.
Mengurangi
tingkat motivasi karyawan.
c.
Kemungkinan
untuk melakukan pekerjaan multi-tasking sulit dipahami.
d.
Pengembangan
karyawan yang baik tidak dapat tercapai karena kebutuhan untuk pelatihan tidak
dapat dianalisis.
e.
Standar kinerja tidak dapat ditetapkan tanpa mengetahui tugas yang harus dilakukan untuk pekerjaan yang diberikan.
10. What
are the trade-offs between the different approaches to job design? Which
approach do you think should be weighted most heavily when designing jobs?
Trade-offs among
different approaches to job design:
Job Design Approaches
|
Positive Outcomes
|
Negative Outcomes
|
Motivational
|
Higher job satisfaction
Higher motivation
Greater job involvement
Lower absenteeism
|
Increased training time
Lower utilization levels
Greater likelihood of error
Greater chance of mental overload and stress
|
Mechanistic
|
Decreased training time
Higher utilization levels
Lower likelihood of error
Less chance of mental overload and stress
|
Lower job satisfaction
Lower motivation
Higher absenteeism
|
Biological
|
Less physical effort
Less physical fatigue
Fewer health complaints
Fewer medical incidences
Lower absenteeism
Higher job satisfaction
|
Higher financial costs because
of changes in equipment or
job environment
|
Perceptual-Motor
|
Lower likelihood of error
Lower likelihood of accidents
Less chance of mental overload
and stress
Lower training time
Higher utilization levels
|
Lower job satisfaction
Lower motivation
|
Pendekatan yang sebaiknya diberi bobot paling berat ketika
mendesain pekerjaan-pekerjaan adalah Pendekatan Motivasional karena pendekatan
inilah yang satu-satunya menghasilkan kepuasan kerja yang lebih tinggi, keterlibatan
kerja yang lebih baik dan tingkat ketidakhadiran yang rendah. Semua
faktor-faktor ini menghasilkan kinerja yang sangat baik.